Fan page

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, April 15, 2021

KONEKSI ANTAR MATERI- MODUL 3.1.A.8

 


Koneksi Antar Materi

Modul 3.1.a.8 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pendidikan Guru Penggerak Angkatan I

Oleh

Putu A Primandana, S.Pd.

CGP-Kab. Karangasem Bali

 

Pengaruh Prinsip Pratap Triloka Kihajar Dewantara Terhadap Pengambilan Keputusan

Prinsip Pratap Triloka Kihajar Dewantara menjadi prinsip dasar yang dipegang oleh para pendidik pada sekolah taman siswa. Prinsip ini juga menjadi pedoman bagi pendidik di Indonesia dalam melaksanakan Pendidikan sampai saat ini. Prinsip Pratap Trilok ini meliputi tiga hal mendasar antara lain:

1.     Ing Ngarso Sungtuladha (di depan memberi teladan)

2.     Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun semangat)

3.     Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan)

Selain sebagai tempat belajar ilmu dan juga teori yang bersifat kognitif, sekolah juga berperan penting dalam mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Hal ini menjadi penting mengingat siswa tidak hanya dituntut untuk pintar saja namun juga harus memiliki budi pekrti, dan juga akhlak yang mulia sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan pendidikan nasional. Dalam institusi sekolah tentunya banyak menjumpai dilema yang memerlukan kemampuan pengambilan keputusan yang efektif. Kaitan prinsip Pratap Triloka Kihajar Dewantara dalam pengambilan keputusan ini adalah; Ing Ngarso Sungtuladha (di depan memberi teladan) dalam pengambilan keputusan hendaknya memerlukan sebuah terobosan atau teladan seorang pemimpin pembelajaran dalam memutuskan sebuah keputusan yang bersumber dari dalam nilai yang ada pada dirinya. Selain itu dalam pengambilan sebuah keputusan hendaknya tetap berkolaborasi dan juga melibatkan berbagai pihak yang ada di institusi tersebut sehingga keputusan yang diambil tersebut atau Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun semangat). Dengan berkolaborasi dan komunikasi dengan pihak lain tentunya akan sangat membantu dalam memebuat keputusan yang efektif. Seorang pemimpin juga dituntut untuk memberikan motivasi dan dorongan bagi rekan ataupun anak didik dalam pengambilan keputusan yang efektif dan memotivasi dan mengimbaskan pengetahuannya kepada orang lain. Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Dengan tetap menerapkan prinsip Pratap Triloka Kihajar Dewantara dalam setiap pengambilan keputusan, maka akan berdampak pada iklim Pendidikan dan sekolah yang mencerminkan pengambilan keputusan yang efektif serta dapat berdampak pada terwujudnya sekolah yang mendukung merdeka belajar, berbudi pekerti luhur serta mewujudkan tercapainya profil pelajar Pancasila.

 

Pengaruh Nilai-Nilai Dalam Diri dalam Pengambilan Keputusan.

            Setiap orang pasti memiliki nilai dan prinsip dalam pemikirannya. Hal ini mendasari seseorang dalam mengambil keputusan tatkala mengalami masalah yang mengandung unsur dilema etika di dalamnya. Dengan berdasarkan nilai dan prinsip yang diyakini oleh orang tersebut maka keputusan yang di ambil akan memiliki pengaruh dari nilai yang mereka yakini. Maka dari itu seorang pendidik sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki sikap kritis akan masalah yang dihadapi, kratif dalam menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, serta reflektif terhadap keputusan yang diambil. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus bersiap menghadapi resiko atau konsekuensi dari keputusan yang di ambil. Yang perlu diingat adalah setiap keputusan yang di ambil tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Akan ada pihak yang merasa diuntungkan maupun dirugikan. Petimbangan dari keputusan yang di ambil setelah di analisis dan direfelksika akan membantu membuat keputusan yang se efektif mungkin.

Ada beberapa prinsip yang dapat membantu dalam mengambil keputusan yang sering digunakan, (Kidder, 2009, hal. 144) ketiga prinsip tersebut adalah

1.     Berpikir berbasisn Hasil Akhir (End Based thinking)

2.     Berpikir berbasis Peraturan (Rule-based thinking)

3.     Berpikir berbasis Rasa Peduli (Care-Based thinking)

 

Peran Coaching pada Pengambilan Keputusan

            Praktek coaching adalah salah satu keterampilan yang bermanfaat untuk memberikan “tuntunan” serta mendorong pemikiran dalam memutuskan solusi dari masalah yang dihadapi yang muncul dari dalam dirinya sendiri. Proses coaching ini tidak memberikan solusi langsung atas masalah yang dihadapi, namun melalui tahapan memberi pertanyaan pemantik yang menuntun coahcee mengoeksplorasi dan akhirnya menemukan inisatif solusi yang muncul dari pikirannya. Dalam hal pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru dapat menerapkan keterampilan coaching dalam membantu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Kombinasi coaching model TIRTA yang didasarkan pada 3 prinsip, 4 paradigma dan juga 9 langkah pengambilan keputusan ini juga sangat bermanfaat dalam membantu rekan sejawat yang mengalami masalah yang berkaitan dengan dilemma etika yang memerlukan pemecahan masalah yang efektif. Selain itu guru juga dapat menerapkan coaching pada peserta didik guna menuntun peserta didik menemukan elaternatif solusi secara mandiri dan mewujudkan merdeka belajar bagi murid-murid.

Pembahasan Studi Kasus yang Berkaitan Dengan Masalah Moral dan Etika

            Masalah selalu datang dan harus dihadapi dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam dunia Pendidikan tentu saja kita juga menghadapi masalah yang berkaitan dengan dilemma etika yang membuat kita kadang bingung dalam menentukan keputusan dan membuat kita ragu, apakah keputusan yang kita ambil sudah benar? Dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan dilemma etika maka kita harus bisa menganaliss terlebih dulu nilai-nilai yang terkandung dalam masalah tersebut: apakah dalam masalah tersebut mengandung nilai nilai yang bertentangan  seperti  misalnya nilai disiplin melawan rasa kasihan, nilai tanggung jawab melawan nilai toleransi, atau nilai lainnya. Setelah mengetahui nilai yang bertentangan pada masalah dilema etika yang dihadapi, hal lain yang harus dilakukan adalah: (1)mengidentifikasi jenis-jenis paradigma yang dapat dipakai dalam memecahkan masalah, (2)menganalisis 3 prinsip yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi, dan selanjutnya (3)menggunakan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Dengan melakukan langkah di atas maka akan memudahkan kita dalam memutuskan solusi atau keputusan dari masalah yang dihadapi.

Bagaimana Keputusan yang Tepat , Berdampak Pada Lingkungan yang Positif, Kondusif, Aman dan Nyaman?

            Dalam menciptakan keputusan yang tepat dan efektif kita bisa menggunakan prinsip pengambilan keputusan dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sebagai berikut:

1.     Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

Langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama

2.     Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

 

3.     Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi.

 

 

4.     Pengujian benar atau salah

o   Uji Legal (Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum atau tidak)

o   Uji Regulasi/Standar Profesional (Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik)

o   Uji Intuisi (Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini)

o   Uji Halaman Depan Koran (Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran)

o   Uji Panutan/Idola (Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda),

 

5.     Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

·       Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?

·       Individu lawan masyarakat (individual vs community)

·       Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

·       Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

·       Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

 

6.     Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

o   Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

o   Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

o   Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7.     Investigasi Opsi Trilema

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah

8.     Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya

9.     Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya

Kesulitan Yang Dihadapi Dalam Pengambilan Keputusan

            Dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dilemma etika kesulitan yang sering dihadapi adalah adanya beda pandangan atau sudut pandang sebagai pelaku atau “Standing overview” dari masalah yang dihadapi. Terkadang saat kita berada pada cara pandangan orang yang mengalami masalah dan dibandingkan dengan orang yang dikenai masalah maka akan berbeda. Kesulitan ini kembali pada hakekat pengambilan keputusan yang berkaitan dengan etika bahwa suatu keputusan tidak akan bisa mengakomodir kedua belah pihak pasti aka nada pihak yang dikecewakan atau tidak puas dari keputusan yang di ambil. Dengan menggunakan analisis 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengambilan keputusan ini diharapkan dapat membantu mengambil keputusan, menyamakan persepsi dan juga nantinya bermuara pada keputusan yang efektif denhgan keyakinan dan kepercayaan diri sebagai pemimpin pembelajarn. Guna menciptakan pembelajaran yang merdeka bagi siswa.

 

Kesimpulan Kaitan Materi Sebelumnya

 

Filosifi Pendidikan menurut Kihajar Dewantara adalah Pendidikan adalah menuntut segala potensi yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses menuntut segala kodrat (potensi) yang ada pada diri anak, seorang pendidik harus memahami menyadari bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda. Guru harus berperan sebagai pendamping “among” tumbuh kembangnya potensi tersebut berdasarkan prinsip Pratap Triloka (Ing ngarso Sungtuladha, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani) dengan menjadi contoh/tauladan, memberikan motivasi dan semngangat dan mendampingi anak, serta memberikan dorongan untuk berkembang sesuai potensi yang dimiliki anak tersebut. Dalam mengembangkan potensinya guru dapat menggunakan keterampilan coaching guna menuntun tumbuh kembang pemikiran si anak dalam menemukan solusi dari masalah yang dihadapi dan memebrikan keputusan yang mandiri yang datang dari dalam dirinya. Guru selain harus bisa menjadi coahing untuk dirinya sendiri juga harus bisa menjadi coach bagi rekan sejawat, orang lain serta peserta didik nantinya. Dengan penerapan coaching dalam proses menuntun, tentunya akan berguna juga dalam membuat keputusan yang efektif sebagai pemimpin pembelajaran. Proses pengambilan keputusan yang baik adalah proses yang terlebih dahulu mempertimbangkan Kesadaran diri (self-awareness) pengelolaan diri (seld-management) kesadaran sosial (social-awareness) serta hubungan sosial (social-relationship). Dengan kolaborasi kesadaran sosial emosional yang baik akan membuat keputusan yang lebih efektif nantinya, Keterampilan mengambil keputusan yang efektif ini akan akan lebih efektif dilakukan dengan menerapkan kesadaran penuh (Mindfullness) yang dapat meningkatkan focus dalam mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan yang efektif sebagai pemimpin pembelajaran akan sangat membantu dan juga membuka pintu terwujudnya keputusan yang efektif yang berimlikasi pada program sekolah yang mewujudkan merdeka belajar bagi siswa dan juga mewujudkan profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan Pendidikan nasional.

 

 

 

 

Share:

Blogroll

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive

Tags

About Me

My photo
a Junior High School English Teacher, books collector, a lovely father of his daughters and also Badminton Lover.

Labels

Blogger templates