Setelah mempelajari modul 3.3 ini banyak sekali hal-hal menarik
yang didapat dan juga mencerahkan kita Bersama terkait bagaimana merencanakan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi dari sebuah program sekolah yang
berdampak pada siswa. Hal tersebut antara lain:
1. Dalam membuat program ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
seperti tahapan membuat program mulai dari perencanaan hingga monitoring dan
evaluasi. Tahapan ini memiliki arti penting demi keberlangsungan dan juga
mengefektifkan jalannya sebuah program yang nantinya dapat bermuara kepada
keberhasilan dan juga dampaknya kepada siswa.
2. Dalam modul ini kita lebih ditekankan lagi dalam merencanakan
program yang berbasis BAGJA dan juga menggunakan pentingnya tahapan MELR
(Monitoring, Evaluasi, Learning, dan Reporting) dalam sebuah program. Dalam modul
ini kita juga di ajarkan secara lebih dalam bagaimana proses MELR dan juga
penerapannya dalam sebuah rancangan program dalam tahapan demonstrasi
kontekstual dan Aksi Nyata sebuah program yang berdampak pada siswa.
3. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan sebuah program sering kali
kita mengesampingkan aspek Manajemen resiko. Dalam modul ini juga ditekankan
bagaimana manajemen resiko sangat perlu untuk di analisis demi memperkecil
kemungkinan buruk yang akan di alami dalam pelaksanaan sebuah program
B. Kaitan Materi Sumber Daya
(Aset) dengan Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Siswa
Pada modul sebelumnya kita mempelajari bagaimana memetakan
sumber daya atau Aset yang dimiliki oleh sekolah, kemudian menganalisisnya dan
menentukan dari ke 7 aset tersebut, aset mana yang potensial dikembangkan di
sekolah untuk mendukung terciptanya sekolah yang mengembangkan potensi yang ada.
Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan ABCD (Asset Based Community
Development). Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan materi pada modul 3
pengelolaan program yang berdampak pada siswa. Pengelolaan sebuah program
hendaknya lebih didasarkan pada aset atau potensi yang dimiliki oleh sekolah. Hal
ini dapat dilakukan dengan menganalisis
aset yang dimiliki kemudian menentukan dari ke 7 aset yang ada ( Manusia,
Sosial, Lingkungan, Fisik, Finansial, Politik, dan Sosial Budaya) aset mana
yang potensial untuk dikembangkan serta dituangkan dalam sebuah program sekolah
yang berdampak pada siswa dengan menerapkan pendekatan BAGJA, serta mengikuti
tahapan MELR (Monitoring, Evaluating, Learning, Reporting.
C.
Kaitan Materi Pengelolan
Program Yang Berdampak pada Siswa Dengan Materi lainnya
1. Filosofi Pendidikan Kihajar Dewantara
Dalam Pempuatan
program yang berdampak pada siswa, poin penting dalam sebuah program sekolah
adalah bagaimana program tersebut memiliki muara atau hasil akhir dan dampak memang
benar-benar untuk siswa kita. Sesuai dengan filosofi Pendidikan menurut Kihajar
Dewantara bahwa Pendidikan seyogyanya “Menghamba pada anak” maksudnya disini
adalah segala bentuk kegiatan atau Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah semata-mata
untuk memaksimalkan potensi si anak menuntun, mengayomi, mendampingi anak menuju
student’s well-being” atau keselamatan kesejahteraan setinggi-tinggi.
2. Visi-Guru Penggerak
Dalam kaitannya
dengan visi guru penggerak sebagai agen perubahan dan menciptakan pembelajaran
yang berpusat pada siswa, meteri pengelolaan program yang berdampak pada siswa
adalah sebagai salah satu materi penting dan implementasi dalam merancang
sebuah program baik itu program dalam skala sekolah maupun paling kecil pada
kelas yang mereka ajar.
3. BAGJA
BAGJA merupakan
akronim dari Buat pertanyaan; Ambil
pelajaran; Gali mimpi; Jabarkan rencana;
dan A tur Eksekusi. Bagja merupakan materi yang penting dalam
melaksanakan sebuah program. Sebuah pendekatan inquiry apresiatif berbasis
kekuatan yang dimiliki. BAGJA adalah pendekatan sebagai antithesis terhadap
cara berpikir yang umum dipakai dalam merencanakan sebuah program yaitu berpikir
berbasis kelemahan (Weakness) pada pengelolaan program yang berdampak pada
siswa, pendekatan BAGJA dapat dipakai dalam memaksimalkan potensi atau kekuatan
yang dimiliki untuk dikembangkan lebih dalam.
4. Pengelolaan Sumber Daya
Pada materi sumber daya,
kita di ajarkan untuk menganalisis 7 aset yang ada dan mencoba memetakan dan
menuangklan rancangan program dari aset potensial yang dimiliki sekolah. Dalam pengelolaan
program kita di ajarkan untuk lebih baik lagi merancang sebuah program dengan
pendekatan MELR dan ABCD (Asset Based Community Development)
D.
Sintesis
Materi Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Siswa
1.
MONITORING DAN
EVALUASI (Monitoring and Evaluation)
Monitoring dan
evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya
suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Kertsy Hobson, dkk (2013)
dalam buku yang berjudul “A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation”,
Hobson dkk menjelaskan bahwa monitoring adalah proses menghimpun informasi dan
analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah
penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah
selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen.Dalam
melakukan monitoring dan evaluasi, Kertsy Hobson menawaran dua belas prinsip
dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman:
· Pertama, mengapa perlu melakukan monitoring dan evaluasi? Tahap awal
sebelum melakukan monitoring dan evaluasi adalah mengetahui alasan mengapa
monitoring evaluasi dibutuhkan. Banyak hal positif yang bisa diperoleh dari
aktivitas monitoring dan evaluasi.
· Kedua adalah menyetujui prinsip-prinsip yang menjadi pedoman.
Prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam melakukan monitoring dan evaluasi
adalah hal penting untuk dimiliki. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi
adalah bahwa monitoring dan evaluasi harus relevan, berguna, sesuai dengan
waktu yang ditetapkan, dan kredibel.
· Ketiga, menentukan program atau proyek yang perlu dimonitor. Penting
untuk menentukan program atau kegiatan yang harus dimonitor berdasarkan pada
tingkat prioritasnya. Dengan demikian, perlu dipikirkan program mana yang akan
dinilai, untuk periode kapan, dan apakah program tersebut adalah aktivitas yang
sedang berlangsung sehingga perlu dimonitoring, atau sebagai rangkaian
aktivitas yang sudah selesai sehingga perlu dievaluasi.
· Keempat adalah menentukan siapa saja yang terlibat dalam setiap
tahapan monitoring dan evaluasi. Untuk memastikan M&E relevan untuk pihak
pemangku kepentingan, perlu dipertimbangkan informasi yang butuhkan oleh pihak
pemangku kepentingan. Untuk itu, identifikasi siapa saja dari para pihak
pemangku kepentingan yang menjadi bagian internal program dan eksternal program
adalah hal yang perlu diperhatikan.
· Kelima, adalah menentukan topik kunci dan pertanyaan untuk melakukan
investigasi. Langkah selanjutnya adalah menentukan isu dan pertanyaan yang
ingin diketahui jawabannya. Contoh pertanyaan internal yang dapat diajukan
kepada kelompok adalah: seberapa baik anggota kelompok bisa bekerja sama dalam hubungannya
dengan sumber daya manusia, kepemimpinan, biaya, dan manajemen? Seberapa baik
anggota kelompok bisa bekerja dengan orang lain?
· Keenam adalah mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas, dan
langkah-langkah untuk berubah. Untuk dapat menilai kemajuan, perlu diketahui
apa yang sedang diraih dan bagaimana cara meraihnya dengan kembali melihat apa
yang menjadi tujuan, target, dan kegiatan yang sudah dilakukan. Beberapa konsep
penting yang menjadi kunci dalam strategi dan desain program atau proyek adalah
:
1. Aim (dampak yang
diinginkan), yaitu dampak akhir yang ingin diraih pada kehidupan orang lain
atau lingkungan sekitar.
2. Objective (tujuan;
outcome yang diinginkan), yaitu perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk
mencapai dampak yang diinginkan)
3. Output, yaitu hasil
cepat yang diraih dari satu kegiatan yang dapat berkontribusi terhadap tujuan
yang ingin dicapai (objective).
4. Activities, yaitu
kegiatan program atau kegiatan proyek yang sedang dilakukan sebagai proses
memperoleh output yang diinginkan.
5. Inputs, yaitu semua
yang diperlukan selama melakukan kegiatan program atau proyek, seperti manusia,
keuangan, organisasi, teknis, dan semua sumber daya sosial.
Strategi dan desain program untuk mencapai
perubahan dapat dijelaskan dengan tahapan: input – kegiatan –output – outcome –
dampak (impact)
· Ketujuh adalah mengidentifikasi informasi yang perlu diketahui.
Informasi yang diperlukan biasanya ditujukan untuk memantau atau menilai apa
saja yang berubah, memahami mengapa bisa berubah, dan menginterpretasi
perubahan. Informasi yang diinginkan dapat berupa data kuantitatif (menjawab
pertanyaan, apa, berapa, dan kapan) atau data kualitatif (menjawab pertanyaan
mengapa, bagaimana)
· Kedelapan adalah memutuskan bagaimana informasi diperoleh. Biasanya
data diperoleh melalui berbagai sumber internal dan eksternal. Pengumpulan
metode Informasi yang digunakan untuk monitoring internal adalah rekam jejak
internal kegiatan, menyimpan data sekunder yang relevan, workshop kelompok yang
dilakukan secara periodik, diskusi, FGD, survei periodik, dan perlengkapan
komunitas. Evaluasi dapat dilakukan oleh pihak eksternal. Biasanya evaluasi
yang dilakukan oleh pihak luar berupa wawancara. Penilai eksternal dapat
menggunakan data yang diperoleh melalui sistem monitoring internal.
· Kesembilan, menilai kontribusi/pengaruh yang diberikan. Bagian penting
dari M&E adalah menilai pengaruh atau kontribusi kegiatan terhadap dampak
atau outcome yang dapat diobservasi. Untuk melihat pengaruh atau kontribusi
yang dapat dirasakan, penilaian dapat dengan melakukan kontrol secara acak,
atau melakukan penilaian retrospektif.
· Kesepuluh adalah menganalisis dan menggunakan informasi. Tujuan
utama dari monitoring adalah untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan
perencanaan sehingga dilakukan analisis secara periodik, menilai, dan
menggunakan informasi tersebut. Tips dalam menganalisis dapat disesuaikan
dengan sifat data, yaitu :
1. Jika data adalah
informasi bersifat kualitatif : mengidentifikasi kategori, menginterpretasikan
temuan, dan bersiap untuk hasil yang di luar perkiraan.
2. Jika data adalah
informasi yang bersifat kuantitatif: menghitung total sampel, menghitung
rata-rata dan persentase serta melakukan pengujian statistik.
· Kesebelas adalah menjelaskan data. Data yang dijelaskan sangat
bergantung pada tujuan. Data disampaikan kepada pihak pemangku kepentingan yang
relevan dengan data yang akan dijelaskan. Dalam menjelaskan data, perlu
ditentukan siapa yang menjadi pendengar atau hadirin, menjahitkan data agar bisa
dipahami oleh pemangku kepentingan, memindahkan data menjadi grafik, dan
menggambarkan hasil-hasil penting kepada pemangku kepentingan atau hadirin.
· Kedua belas adalah tentang etika dan proteksi data. Dalam etika
memproteksi data, semua peserta atau responden yang dilibatkan selama proses
monitoring dan evaluasi wajib dijaga kerahasiaannya.
2. PEMBELAJARAN (Learning)
Dr Roger Greenaway
seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang
kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model.
Keempat F adalah:
1.
Fact (Fakta ): Catatan
objektif tentang apa yang terjadi
2.
Feeling (Perasaan):
Reaksi emosional terhadap situasi
3.
Finding (Temuan):
Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut
4.
Future (Masa Depan):
Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan
Model ini dapat
digunakan untuk berpikir dan merefleksikan situasi dan dapat membantu menyusun
refleksi tertulis. Model ini mudah diingat dan membahas aspek utama dari apa
yang perlu dipertimbangkan ketika meninjau suatu pengalaman.
Fakta (Fact)
F pertama merupakan fakta yaitu memeriksa
urutan peristiwa dan momen-momen penting untuk menarik dan melihat fakta fakta.
Membuat laporan singkat yang meliputi (apa?, di mana? kapan?, mengapa? dan
bagaimana?)
o Apakah sesuatu yang tidak terduga terjadi? Adakah
kejutan?
o Apakah sesuatu yang sangat dapat diprediksi
terjadi?
o Apa yang paling berkesan / berbeda / menarik?
o Apa titik balik atau momen kritis?
o Apa yang terjadi selanjutnya? Apa yang terjadi
sebelumnya?
o Apa yang paling memengaruhi sikap dan perilaku
Anda?
o Apa yang tidak terjadi yang Anda pikir /
harapkan akan terjadi.
Perasaan (Feeling)
Menggambarkan perasaan dalam situasi yang
dapat membimbing untuk sepenuhnya memahami situasi dan pembelajaran didasarkan
pada pengalaman. Mengevaluasi dan menilai secara tidak sengaja dengan perasaan
dengan menggunakan ‘merasa’ sebagai penilaian, misalnya ‘Saya merasa mereka
salah’, atau feeling perasaan saya adalah itu pilihan yang baik ’, kemudian
menulis ulang sebagai perasaan baru.Contoh pertanyaan sbb:
o Apa saja perasaan yang dialami
o Pada titik apa Anda merasa paling atau paling
tidak terlibat?
o Perasaan apa lagi yang ada dalam situasi
tersebut?
o Pada titik mana secara sadar dapat
mengendalikan / mengekspresikan perasaan Anda
Temuan (Finding)
Menyelidiki dan menafsirkan situasi untuk
menemukan makna dan membuat penilaian. Pertanyaan utama adalah 'bagaimana' dan
'mengapa'.
Contoh :
o Mengapa hal tersebut tidak berhasil?
o Bagaimana hal tersebut bisa memengaruhi ?
o Apakah ada peluang atau penyesalan yang
terlewat?
Masa depan (Future)
Mengambil temuan dan mempertimbangkan
bagaimana menerapkannya di masa depan.
o Bagaimana bayangan terhadap masa depan?
o Apa yang sudah berubah?
o Pilihan apa yang sudah dimiliki?
o Bagaimana temuan ini dapat berjalan dengan
baik?
o Rencana apa yang yang akan dilakukan untuk
masa depan?
3.
Manajemen Risiko
Dalam dunia pendidikan
kita mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan sekolah untuk
mengembangkan mutu sekolah, manajemen risiko merupakan salah satu hal
wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah. Manajemen risiko
haruslah menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan
sistem manajemen di sekolah. Labombang (2011: 39) berpendapat bahwa walaupun
suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung
ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana.
Dalam Prinsip Dasar
Manajemen risiko (2019:3) Manajemen risiko adalah metode yang tersusun
secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks,
identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko.
Risiko dalam sebuah
program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga
dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu,
sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan rangkaian
analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan
program sekolah.
Risiko tidak dapat
dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila risiko
tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta
hambatan, sehingga program sekolah yang telah direncanakan tidak
berjalan dengan baik Begitu pula sebaliknya apabila risiko
dapat dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir segala
kerugian yang dapat menghambat jalannya program sekolah yang telah
direncanakan.
Risiko merupakan sesuatu yang
memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. beberapa tipe risiko di
lembaga pendidikan, meliputi:
- Risiko Strategis, merupakan
risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan
- Risiko Keuangan, merupakan risiko
yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset
- Risiko operasional, merupakan risiko
yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen
- Risiko pemenuhan, merupakan risiko
yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk
memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
- Risiko Reputasi, merupakan risiko
yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Princewatercoper, 2003)
Pada akhirnya
perubahan-perubahan yang dilakukan sekolah akan menimbulkan suatu risiko, namun
tidak melakukan perubahan pun merupakan sebuah risiko oleh karena itu setiap
sekolah harus mengidentifikasi risiko dan merencanakan pengelolaannya. Apabila
semua sekolah dapat menerapkan manajemen risiko maka setiap kerugian akan dapat
diminimalisir. Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:
- identifikasi jenis risiko,
- pengukuran risiko,
- melakukan strategi dalam pengendalian
risiko
- melakukan evaluasi terus-menerus,
maju dan berkelanjutan
Sumber:
Modul Pendidikan Guru Penggerak