Fan page

Tuesday, June 1, 2021

KONEKSI ANTAR MATERI- MODUL 3.3.A.9

 









A.            Hal-hal Menarik dalam Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Siswa

Setelah mempelajari modul 3.3 ini banyak sekali hal-hal menarik yang didapat dan juga mencerahkan kita Bersama terkait bagaimana merencanakan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi dari sebuah program sekolah yang berdampak pada siswa. Hal tersebut antara lain:

1.     Dalam membuat program ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tahapan membuat program mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi. Tahapan ini memiliki arti penting demi keberlangsungan dan juga mengefektifkan jalannya sebuah program yang nantinya dapat bermuara kepada keberhasilan dan juga dampaknya kepada siswa.

2.     Dalam modul ini kita lebih ditekankan lagi dalam merencanakan program yang berbasis BAGJA dan juga menggunakan pentingnya tahapan MELR (Monitoring, Evaluasi, Learning, dan Reporting) dalam sebuah program. Dalam modul ini kita juga di ajarkan secara lebih dalam bagaimana proses MELR dan juga penerapannya dalam sebuah rancangan program dalam tahapan demonstrasi kontekstual dan Aksi Nyata sebuah program yang berdampak pada siswa.

3.     Dalam kaitannya dengan pelaksanaan sebuah program sering kali kita mengesampingkan aspek Manajemen resiko. Dalam modul ini juga ditekankan bagaimana manajemen resiko sangat perlu untuk di analisis demi memperkecil kemungkinan buruk yang akan di alami dalam pelaksanaan sebuah program

 

B.  Kaitan Materi Sumber Daya (Aset) dengan Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Siswa

Pada modul sebelumnya kita mempelajari bagaimana memetakan sumber daya atau Aset yang dimiliki oleh sekolah, kemudian menganalisisnya dan menentukan dari ke 7 aset tersebut, aset mana yang potensial dikembangkan di sekolah untuk mendukung terciptanya sekolah yang mengembangkan potensi yang ada. Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan ABCD (Asset Based Community Development). Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan materi pada modul 3 pengelolaan program yang berdampak pada siswa. Pengelolaan sebuah program hendaknya lebih didasarkan pada aset atau potensi yang dimiliki oleh sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan  menganalisis aset yang dimiliki kemudian menentukan dari ke 7 aset yang ada ( Manusia, Sosial, Lingkungan, Fisik, Finansial, Politik, dan Sosial Budaya) aset mana yang potensial untuk dikembangkan serta dituangkan dalam sebuah program sekolah yang berdampak pada siswa dengan menerapkan pendekatan BAGJA, serta mengikuti tahapan MELR (Monitoring, Evaluating, Learning, Reporting.


C.    Kaitan Materi Pengelolan Program Yang Berdampak pada Siswa Dengan Materi lainnya

 

1.     Filosofi Pendidikan Kihajar Dewantara

Dalam Pempuatan program yang berdampak pada siswa, poin penting dalam sebuah program sekolah adalah bagaimana program tersebut memiliki muara atau hasil akhir dan dampak memang benar-benar untuk siswa kita. Sesuai dengan filosofi Pendidikan menurut Kihajar Dewantara bahwa Pendidikan seyogyanya “Menghamba pada anak” maksudnya disini adalah segala bentuk kegiatan atau Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah semata-mata untuk memaksimalkan potensi si anak menuntun, mengayomi, mendampingi anak menuju student’s well-being” atau keselamatan kesejahteraan setinggi-tinggi.

2.     Visi-Guru Penggerak

Dalam kaitannya dengan visi guru penggerak sebagai agen perubahan dan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, meteri pengelolaan program yang berdampak pada siswa adalah sebagai salah satu materi penting dan implementasi dalam merancang sebuah program baik itu program dalam skala sekolah maupun paling kecil pada kelas yang mereka ajar. 

3.     BAGJA

BAGJA merupakan akronim dari Buat pertanyaan; Ambil pelajaran;  Gali mimpi; Jabarkan rencana; dan A tur Eksekusi. Bagja merupakan materi yang penting dalam melaksanakan sebuah program. Sebuah pendekatan inquiry apresiatif berbasis kekuatan yang dimiliki. BAGJA adalah pendekatan sebagai antithesis terhadap cara berpikir yang umum dipakai dalam merencanakan sebuah program yaitu berpikir berbasis kelemahan (Weakness) pada pengelolaan program yang berdampak pada siswa, pendekatan BAGJA dapat dipakai dalam memaksimalkan potensi atau kekuatan yang dimiliki untuk dikembangkan lebih dalam.

4.     Pengelolaan Sumber Daya

Pada materi sumber daya, kita di ajarkan untuk menganalisis 7 aset yang ada dan mencoba memetakan dan menuangklan rancangan program dari aset potensial yang dimiliki sekolah. Dalam pengelolaan program kita di ajarkan untuk lebih baik lagi merancang sebuah program dengan pendekatan MELR dan ABCD (Asset Based Community Development)

D.    Sintesis Materi Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Siswa


1.     MONITORING DAN EVALUASI (Monitoring and Evaluation)

Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Kertsy Hobson, dkk (2013) dalam buku yang berjudul “A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation”, Hobson dkk menjelaskan bahwa monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen.Dalam melakukan monitoring dan evaluasi, Kertsy Hobson menawaran dua belas prinsip dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman:

·       Pertama, mengapa perlu melakukan monitoring dan evaluasi? Tahap awal sebelum             melakukan monitoring dan evaluasi adalah mengetahui alasan mengapa monitoring         evaluasi dibutuhkan. Banyak hal positif yang bisa diperoleh dari aktivitas monitoring dan evaluasi.

·  Kedua adalah menyetujui prinsip-prinsip yang menjadi pedoman. Prinsip-prinsip yang   menjadi pedoman dalam melakukan monitoring dan evaluasi adalah hal penting untuk   dimiliki.  Beberapa prinsip yang harus dipenuhi adalah bahwa monitoring dan evaluasi harus relevan, berguna, sesuai dengan waktu yang ditetapkan, dan kredibel.

·       Ketiga, menentukan program atau proyek yang perlu dimonitor. Penting untuk menentukan program atau kegiatan yang harus dimonitor berdasarkan pada tingkat prioritasnya. Dengan demikian, perlu dipikirkan program mana yang akan dinilai, untuk periode kapan, dan apakah program tersebut adalah aktivitas yang sedang berlangsung sehingga perlu dimonitoring, atau sebagai rangkaian aktivitas yang sudah selesai sehingga perlu dievaluasi.

·       Keempat adalah menentukan siapa saja yang terlibat dalam setiap tahapan monitoring dan evaluasi. Untuk memastikan M&E relevan untuk pihak pemangku kepentingan, perlu dipertimbangkan informasi yang butuhkan oleh pihak pemangku kepentingan. Untuk itu,  identifikasi siapa saja dari para pihak pemangku kepentingan yang menjadi bagian internal program dan eksternal program adalah hal yang perlu diperhatikan.

·       Kelima, adalah menentukan topik kunci dan pertanyaan untuk melakukan investigasi. Langkah selanjutnya adalah menentukan isu dan pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya. Contoh pertanyaan internal yang dapat diajukan kepada kelompok adalah: seberapa baik anggota kelompok bisa bekerja sama dalam hubungannya dengan sumber daya manusia, kepemimpinan, biaya, dan manajemen? Seberapa baik anggota kelompok bisa bekerja dengan orang lain?

·       Keenam adalah mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas, dan langkah-langkah untuk berubah. Untuk dapat menilai kemajuan, perlu diketahui apa yang sedang diraih dan bagaimana cara meraihnya dengan kembali melihat apa yang menjadi tujuan, target, dan kegiatan yang sudah dilakukan. Beberapa konsep penting yang menjadi kunci dalam strategi dan desain program atau proyek adalah :

1.  Aim (dampak yang diinginkan), yaitu dampak akhir yang ingin diraih pada    kehidupan orang lain atau lingkungan sekitar. 

2.  Objective (tujuan; outcome yang diinginkan), yaitu perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk mencapai dampak yang diinginkan)

3.   Output, yaitu hasil cepat yang diraih dari satu kegiatan yang dapat berkontribusi terhadap tujuan yang ingin dicapai (objective).

4.   Activities, yaitu kegiatan program atau kegiatan proyek yang sedang dilakukan sebagai proses memperoleh output yang diinginkan.

5.  Inputs, yaitu semua yang diperlukan selama melakukan kegiatan program atau proyek, seperti manusia, keuangan, organisasi, teknis, dan semua sumber daya sosial.

Strategi dan desain program untuk mencapai perubahan dapat dijelaskan dengan tahapan: input – kegiatan –output – outcome – dampak (impact)

·       Ketujuh adalah mengidentifikasi informasi yang perlu diketahui. Informasi yang diperlukan biasanya ditujukan untuk memantau atau menilai apa saja yang berubah, memahami mengapa bisa berubah, dan menginterpretasi perubahan. Informasi yang diinginkan dapat berupa data kuantitatif (menjawab pertanyaan, apa, berapa, dan kapan) atau data kualitatif (menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana)

·       Kedelapan adalah memutuskan bagaimana informasi diperoleh. Biasanya data diperoleh melalui berbagai sumber internal dan eksternal. Pengumpulan metode Informasi yang digunakan untuk monitoring internal adalah rekam jejak internal kegiatan, menyimpan data sekunder yang relevan, workshop kelompok yang dilakukan secara periodik, diskusi, FGD, survei periodik, dan perlengkapan komunitas. Evaluasi dapat dilakukan oleh pihak eksternal. Biasanya evaluasi yang dilakukan oleh pihak luar berupa wawancara. Penilai eksternal dapat menggunakan data yang diperoleh melalui sistem monitoring internal.

·       Kesembilan, menilai kontribusi/pengaruh yang diberikan. Bagian penting dari M&E adalah menilai pengaruh atau kontribusi kegiatan terhadap dampak atau outcome yang dapat diobservasi. Untuk melihat pengaruh atau kontribusi yang dapat dirasakan, penilaian dapat dengan melakukan kontrol secara acak, atau melakukan penilaian retrospektif.

·       Kesepuluh adalah menganalisis dan menggunakan informasi. Tujuan utama dari monitoring adalah untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan perencanaan sehingga dilakukan analisis secara periodik, menilai, dan menggunakan informasi tersebut. Tips dalam menganalisis dapat disesuaikan dengan sifat data, yaitu :

1. Jika data adalah informasi bersifat kualitatif : mengidentifikasi kategori, menginterpretasikan temuan, dan bersiap untuk hasil yang di luar perkiraan.

2. Jika data adalah informasi yang bersifat kuantitatif: menghitung total sampel, menghitung rata-rata dan persentase serta melakukan pengujian statistik.

·       Kesebelas adalah menjelaskan data. Data yang dijelaskan sangat bergantung pada tujuan. Data disampaikan kepada pihak pemangku kepentingan yang relevan dengan data yang akan dijelaskan. Dalam menjelaskan data, perlu ditentukan siapa yang menjadi pendengar atau hadirin, menjahitkan data agar bisa dipahami oleh pemangku kepentingan, memindahkan data menjadi grafik, dan menggambarkan hasil-hasil penting kepada pemangku kepentingan atau hadirin.

·       Kedua belas adalah tentang etika dan proteksi data. Dalam etika memproteksi data, semua peserta atau responden yang dilibatkan selama proses monitoring dan evaluasi wajib dijaga kerahasiaannya.

 

2.     PEMBELAJARAN (Learning)

Dr Roger Greenaway seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model.

Keempat F adalah:

1.     Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi

2.     Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi

3.     Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut

4.     Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan

Model ini dapat digunakan untuk berpikir dan merefleksikan situasi dan dapat membantu menyusun refleksi tertulis. Model ini mudah diingat dan membahas aspek utama dari apa yang perlu dipertimbangkan ketika meninjau suatu pengalaman.

Fakta (Fact)

F pertama merupakan fakta yaitu memeriksa urutan peristiwa dan momen-momen penting untuk menarik dan melihat fakta fakta. Membuat laporan singkat yang meliputi (apa?, di mana? kapan?, mengapa? dan bagaimana?) 

o   Apakah sesuatu yang tidak terduga terjadi? Adakah kejutan?

o   Apakah sesuatu yang sangat dapat diprediksi terjadi?

o   Apa yang paling berkesan / berbeda / menarik?

o   Apa titik balik atau momen kritis?

o   Apa yang terjadi selanjutnya? Apa yang terjadi sebelumnya?

o   Apa yang paling memengaruhi sikap dan perilaku Anda?

o   Apa yang tidak terjadi yang Anda pikir / harapkan akan terjadi.

Perasaan (Feeling)

Menggambarkan perasaan dalam situasi yang dapat membimbing untuk sepenuhnya memahami situasi dan pembelajaran didasarkan pada pengalaman. Mengevaluasi dan menilai secara tidak sengaja dengan perasaan dengan menggunakan ‘merasa’ sebagai penilaian, misalnya ‘Saya merasa mereka salah’, atau feeling perasaan saya adalah itu pilihan yang baik ’, kemudian menulis ulang sebagai perasaan baru.Contoh pertanyaan sbb:

o   Apa saja perasaan yang dialami

o   Pada titik apa Anda merasa paling atau paling tidak terlibat?

o   Perasaan apa lagi yang ada dalam situasi tersebut?

o   Pada titik mana secara sadar dapat mengendalikan / mengekspresikan perasaan Anda

Temuan (Finding)

Menyelidiki dan menafsirkan situasi untuk menemukan makna dan membuat penilaian. Pertanyaan utama adalah 'bagaimana' dan 'mengapa'.

Contoh :

o   Mengapa hal tersebut tidak berhasil? 

o   Bagaimana hal tersebut bisa memengaruhi ?

o   Apakah ada peluang atau penyesalan yang terlewat?

Masa depan (Future)

Mengambil temuan dan mempertimbangkan bagaimana menerapkannya di masa depan.

o   Bagaimana bayangan terhadap masa depan?

o   Apa yang sudah berubah?

o   Pilihan apa yang sudah dimiliki?

o   Bagaimana temuan ini dapat berjalan dengan baik?

o   Rencana apa yang yang akan dilakukan untuk masa depan?

3.    Manajemen Risiko

Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan mutu sekolah, manajemen risiko merupakan salah satu hal  wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah. Manajemen risiko haruslah menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan sistem manajemen di sekolah. Labombang (2011: 39) berpendapat bahwa walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana.

Dalam Prinsip Dasar Manajemen risiko (2019:3)  Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko.

Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala  sesuatu yang  kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan  wajib melakukan  rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.

Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila  risiko tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta hambatan,  sehingga program sekolah yang telah direncanakan  tidak berjalan dengan baik  Begitu pula sebaliknya apabila  risiko dapat  dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir  segala kerugian yang dapat menghambat jalannya program  sekolah yang telah direncanakan. 

Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

  1. Risiko Strategis,  merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan
  2. Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset
  3. Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen
  4. Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
  5. Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Princewatercoper, 2003)

Pada akhirnya perubahan-perubahan yang dilakukan sekolah akan menimbulkan suatu risiko, namun tidak melakukan perubahan pun merupakan sebuah risiko oleh karena itu setiap sekolah harus mengidentifikasi risiko dan merencanakan pengelolaannya. Apabila semua sekolah dapat menerapkan manajemen risiko maka setiap kerugian akan dapat diminimalisir. Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:

  1. identifikasi jenis risiko, 
  2. pengukuran risiko, 
  3. melakukan strategi dalam pengendalian risiko 
  4.  melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan

Sumber: Modul Pendidikan Guru Penggerak


Share:

0 comments:

Post a Comment

Blogroll

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive

Tags

About Me

My photo
a Junior High School English Teacher, books collector, a lovely father of his daughters and also Badminton Lover.

Labels

Blogger templates